JOIN DALAM GERAKAN 1.000.000 FACEBOOKER ... RAKYAT DAN MAHASISWA ACEH SEDUNIA TOLAK RENCANA KOMERSIALISASI WISMA FOBA OLEH YAYASAN WMPI

SELAMATKAN “WISMA FOBA” ASSET RAKYAT ACEH !!!

Tidak banyak rakyat Aceh yang tahu apa itu FOBA? Penelusuran dan tulisan tentang asset rakyat Aceh ini pun tidak pernah kita temui, padahal bangunan yang dijadikan Asrama Mahasiswa Aceh berikut tanah seluas lebih 3000 meter di kawasan jantung Ibukota Jakarta, tepatnya di kawasan Setiabudi menurut perkiraan bernilai 60 milyaran rupiah. 

FOBA ( Found Bantuan Aceh ) adalah satu dari sekian banyak kekayaan rakyat Aceh yang ditinggalkan oleh para indatu kepada generasinya, sama halnya seperti Baitul Asyi di Makkah Al-Mukarramah. Perbedaannya adalah Baitul Asyi merupakan tanah wakaf yang bernilai 5,5 triliun rupiah dari saudagar Aceh Habib Abdurrahman bin Alwi Al Habsy untuk dijadikan penginapan para haji asal Aceh dan dikelola oleh Kerajaan Arab Saudi kemudian sekarang dan seterusnya Jamaah Haji asal Aceh memperoleh kompensasi profit dari wakaf, sedangkan FOBA sampai saat ini sejarah keberadaannya tidak diketahui asal muasal oleh rakyat Aceh.

Ada yang berkembang informasi, FOBA adalah kompensasi Pemerintah Indonesia kepada Aceh paska gejolak DI/TII di Aceh tahun 1953, kala itu Gubernur Meliter Aceh Daud Beureueh. Sementara informasi yang lain menyebutkan asset tersebut dibeli oleh rakyat Aceh pada saat Daud Beureueh menjabat Gubernur.
Saya pikir sudah seharusnya tokoh-tokoh Aceh menelusuri kembali dan menuangkan dalam bentuk tulisan, nukilan sejarah ini harus diluruskan sehingga pada gilirannya generasi Aceh sekarang dan dimasa akan datang dapat menghargai peninggalan Indatu dan melestarikannya.

Sepengetahuan saya, pada mulanya tanah tersebut berada di Senayan (sekarang dijadikan Stadion Olah Raga Gelora Bung Karno), karena kawasan tersebut akan dijadikan areal stadion, maka Presiden RI Soekarno kala itu menukar-gulingkan ke daerah Setiabudi. Ada yang mengatakan sebelum dibangun Asrama FOBA di Setiabudi, sebenarnya lokasi tukar guling dari Senayan ke kawasan sekitar Hotel Indonesia. Manakah yang benar? Hanya tokoh Aceh tempo dulu yang lebih tahu dan sekarang musti memberitahukan kepada rakyat Aceh, khususnya kepada mahasiswa sebagai generasi penerus. kalau tidak!!! maka sejarah akan ditelan oleh waktu dan tiba masanya salah satu kekayaan rakyat Aceh ini akan musnah atau lebih mudah dimusnahkan di Ibukota Negara.

Kata-kata musnah atau dimusnahkan tidaklah berlebihan kalau saya istilahkan, karena sekarang ini upaya itu sudah dilakukan oleh beberapa tokoh Aceh yang bernaung di bawah Yayasan Mahasiswa Pelajar Indonesia dan para pengurus Taman Iskandar Muda. Nampaknya asset yang seharusnya dilestarikan ini akan tinggal kenangan, proses negosiasi penjualan kepada pihak swasta untuk dijadikan apartemen semakin mantap. Sudahkan penjualan asset ini mendapat persetujuan anggota DPR Aceh, Gubernur dan sepengetahuan tokoh Aceh lainnya?
Wallahu alam bissawab.

Saya sangat yakin, bahwa siapapun rakyat Aceh tidak akan pernah setuju kalau asset berharga ini dijual. Seharusnya asset peninggalan Indatu dijaga…. Kalau generasi sekarang tidak mampu menjadikan lebih besar lagi, bukan malah memusnahkan!!!